Main » 2011»October»27 » Demi Salmon, Bendungan Terpaksa Dihancurkan
6:45 PM
Demi Salmon, Bendungan Terpaksa Dihancurkan
VIVAnews - Bendungan yang berusia hampir seabad di
wilayah selatan Washington, Amerika Serikat, terpaksa dihancurkan demi
keberlangsungan habitat salmon dan mengembalikan ekosistem hutan.
Langkah ini dinilai lebih tepat dan murah ketimbang harus membangun
fasilitas baru.
Dilansir dari MSNBC, bendungan Condit
setinggi 38 meter yang terletak di Vancouver, Washington, tersebut
diledakkan pada Rabu 26 Oktober 2011, agar berlubang di bagian bawah.
Lubang ini dimaksudkan untuk mengalirkan air dan endapan di tangki
penampungan ke sungai White Salmon.
Rencananya, bendungan
tersebut akan diruntuhkan seluruhnya dalam waktu 11 bulan dari sekarang.
Sebelum dihancurkan, bendungan itu memasok aliran air untuk memutar
turbin yang menghasilkan tenaga listrik sebesar 14 megawatt, cukup untuk
memberikan daya untuk 7.000 rumah.
Perusahaan pemilik
bendungan, Pacificorp, menganggap menghancurkan bendungan lebih murah
daripada harus membangun fasilitas jalur ikan yang membutuhkan izin
baru. Untuk menghancurkan bendungan, perusahaan ini hanya keluar dana
US$32 juta, sedangkan untuk membuat fasilitas baru akan memakan biaya
hingga US$100 juta.
Penghancuran bendungan dilakukan setelah
sebelumnya diprotes oleh berbagai organisasi lingkungan hidup. Mereka
mengatakan, bendungan Condit yang dibangun tahun 1913 telah menghambat
laju salmon Pasifik dan ikan lainnya yang migrasi dari laut ke sungai
untuk kawin.
Dengan menghancurkan bendungan Condit, maka akan
membuka habitat baru bagi salmon hingga sejauh lebih dari 5 km. Selain
itu, aliran sungai juga dapat dimanfaatkan untuk olahraga kayak dan
rakit. Suku indian asli daerah tersebut, Yakama, menyambut baik langkah
tersebut. Mereka mengatakan, dengan terciptanya kembali habitat baru,
maka tradisi memancing, berburu dan mengumpulkan buah berry dapat
kembali dilakukan.
"Ini seperti membangunkan kembali seseorang,
tubuh, hati, pikiran dan jiwa, ke dalam keseimbangan sekali lagi," kata
Gerald Lewis, anggota dewan suku Yakama.