Liputan6.com, London: Seseorang yang berkepribadian
egois mungkin tak akan populer dalam sebuah kontes. Sifat egois akan
menjadi bagus di tempat kerja karena memungkinkan Anda menjadi seorang
pemimpin. Namun sifat ini juga membuat seseorang pemimpin rawan
melakukan korupsi. Sebuah penelitian menemukan bahwa mereka yang
bekerja tanpa pamrih, dengan jenis kepribadian yang paling disukai,
dipandang sebagai calon yang kurang menarik untuk menjadi pemimpin dan
diabaikan untuk promosi. Kecenderungan mementingkan orang lain dianggap
sebagai tanda kelemahan. Penelitian, dari Kellogg School of
Management, Stanford Graduate School of Business and Carnegie Mellon
University, itu bertujuan untuk menemukan jenis kepribadian yang
berkaitan dengan kepemimpinan, Selasa (11/10). Dalam serangkaian
tiga percobaan, peserta ditempatkan dalam kelompok. Para peneliti
kemudian menganalisis perilaku mereka Hasil menunjukkan bahwa
mereka dengan kepribadian ramah memang paling populer di kelompok, tapi
mereka juga dianggap lemah atau mudah ditipu. Mereka yang memiliki
perilaku yang lebih dominan dan agresif dipandang sebagai kepribadian
alpha. Asisten penulis penelitian, Robert Livingston, dari Kellogg
School, mengatakan kepada Today.com: "Menjadi egois membuat
Anda tampak lebih dominan dan menjadi dominan membuat Anda tampak lebih
menarik sebagai seorang pemimpin, terutama ketika ada kompetisi. "Pada
tingkat bawah sadar, orang berkesimpulan kebaikan sama dengan
kelemahan". Dr Livingston percaya bahwa kecenderungan
menghubungkan sifat ini dengan kepemimpinan dapat menjelaskan mengapa
kita korupsi. "Orang yang lebih cenderung bermoral, baik dan
bersosialisasi paling tidak mungkin dipilih untuk peran-peran
kepemimpinan," katanya. "Itu meningkatkan kemungkinan korupsi dan
penyimpangan karena kita punya orang yang salah dalam posisi
kepemimpinan." Rob Kaplan, mantan pejabat di Goldman Sachs dan
sekarang seorang profesor di Harvard Business School, tidak setuju
dengan konsep tentang kepribadian untuk menjadi seorang pemimpin. "Saya
tidak percaya bahwa kualitas itu yang membuat orang untuk bekerja
sebagai seorang pemimpin," jelasnya. Dia menjelaskan, nilai-nilai
yang kuat serta cita-cita yang cenderung membuat mereka berpotensi
menjadi pemimpin. "Saya tidak mengatakan Anda harus menjadi pria atau
wanita yang baik untuk menjadi CEO, tapi saya pikir Anda harus memiliki
integritas, nilai, dan bekerja bersama, memajukan orang," katanya.
|