Main » 2011»November»1 » Riset: Minyak Aromaterapi Rusak Hati & Ginjal
1:41 AM
Riset: Minyak Aromaterapi Rusak Hati & Ginjal
VIVAnews - Minyak esensial yang berasal dari
berbagai tanaman kerap dihubungkan dengan manfaat merelaksasi,
menghilangkan stres serta memberi efek menenangkan. Sehingga tak
mengherankan banyak memilih yang memilih memanjakan diri dan melepas
stres lewat perawatan aromaterapi dengan minyak esensial.
Minyak esensial aromaterapi umum ditemukan dalam berbagai perawatan
seperti garam mandi, minyak pijat, hingga lilin aromaterapi. Namun,
hati-hati. Menurut ilmuwan, minyak aromaterapi kemungkinan mengandung
lebih banyak bahaya ketimbang manfaat.
Mereka mengklaim bahwa
ekstrak aromaterapi yang digunakan dalam perawatan mandi, pijat atau
lilin bereaksi dengan udara dan menghasilkan polutan berukuran kecil.
Konsentrasi partikel-partikel yang banyak ditemukan di spa sangat
berbahaya dan berisiko pada kesehatan hingga 10 kali lipat.
Para
ilmuwan dari Universitas Ilmu Farmasi Chia-Nan, Tainan di Taiwan
mengatakan, bahan kimia tertentu dalam minyak, mudah menguap dan
bercampur dengan udara membentuk aerosol organik sekunder.
Partikel-partikel
ini mengiritasi mata, hidung dan tenggorokan. Polusi ini juga diketahui
menyebabkan sakit kepala, mual, serta kerusakan pada hati dan ginjal.
Minyak esensial umumnya diolah dari bahan organik seperti lavender, tea
tree, ekaliptus, dan peppermint.
Penelitian yang diterbitkan
dalam jurnal Environmental Science Engineering inimengukur
volume tertentu aerosol organik sekunder selama sesi pijat di dua spa
di Taiwan. Semua minyak aromaterapi melepaskan bahan kimia polutan ke
udara yang lebih pekat. Ilmuwan menyatakan, ventilasi udara yang memadai
dapat membantu mengontrol kadar polutan yang dapat terhirup.
"Aromaterapi,
digunakan luas sebagai terapi pelengkap yang paling populer. Tapi
dampaknya terhadap kualitas udara dalam ruangan dan efek kesehatan tidak
dapat diabaikan. Aerosol yang bercampur udara dapat memerihkan mata dan
mengganggu pernapasan.
Pada tahun 2007, kelompok ilmuwan Taiwan
lainnya menemukan minyak esensial dari pohon teh, lavender, dan
ekaliptus di kantor juga menghasilkan sejumlah besar partikel-partikel
berbahaya. Aromaterapi disebut memperburuk masalah pernapasan pada
pasien paru-paru dan meningkatkan gejala asma. Selain itu, aromaterapi
kerap menimbulkan iritasi dan ruam pada kulit akibat pemakaian
berlebihan.
Para ilmuwan berpendapat, manfaat yang dirasakan dari
minyak aromaterapi lebih banyak disebabkan efek plasebo yang membuat
orang merasa lebih tenang dan rileks. Ilmuwan juga menemukan hanya
sedikit bukti bahwa aromaterapu meredakan rasa sakit, menyembuhkan luka
atau meningkatkan kekebalan tubuh.