TRIBUNNEWS.COM - Tradisi lulur untuk perawatan kulit
itu sudah ada secara turun temurun, terutama dikalangan putri-putri
Kraton dan istana-istana di Jawa. Di kerajaan-kerajaan lain pun ada
tradisi seperti ini, tapi nama, dan ramuannya juga berbeda sesuai dengan
bahan-bahan yang ada di daerah kerajaan tersebut.
Sekarang ini
lulur sudah bukan rahasia lagi, karena penggunaannya sudah dikembangkan
dan diproduksi sebagai bagian kosmetika tradisional. Kini lulur juga
sudah merupakan aset bangsa. Lulur dapat digunakan oleh wanita mana saja
dari kalangan manapun yang merasa cocok.
Lulur terbuat dari
rimpang temugiring (Curcumaeheyneanae Rhizoma) dan daun kemuning
(Murrayapaniculata Jack) yang berisi minyak terbang damar, murraya dan
zat samak.
"Khasiat bahan-bahan tersebut untuk melepaskan kulit
ari yang sudah menua, mencerahkan dan menghaluskan kulit, selain itu
juga bisa untuk menghilangkan noda-noda kulit, dan mencegah
gatal-gatal," kata KRAy. SM. Anglingkusumo, Pakar Kecantikan Tradisional
Untuk cara penggunaannya yaitu, serbuk lulur sebelumnya dicampur
terlebih dahulu dengan air sari mawar, lalu dioleskan pada seluruh
tubuh, sambil digosok gosok sampai kering dan berjatuhan bersama
kotoran kulit dan kulit ari yang menua, jadi seperti kosmetika modern
yang disebut "peeling". Biasanya yang ideal dilakukan secara teratur dua
kali seminggu. Setelah itu dilanjutkan mandi dengan air berempah (air
yang diberi rebusan rempah-rempah).