Liputan6.com, Dublin: Republik Irlandia memutuskan
untuk menutup kantor kedutaan besarnya di Vatikan sebagai akibat dari
kebijakan pemangkasan anggaran negara tersebut. Menteri Luar Negeri
Republik Irlandia, Eamon Gilmore mengatakan penutupan ini bagian dari
upaya pemotongan sejumlah anggaran untuk memenuhi target yang telah
diputuskan oleh Uni Eropa dan IMF.
Dia membantah penutupan ini
berkaitan dengan kasus pelecehan seksual yang terjadi di lingkungan
Gereja Katholik Irlandia. Sebelumnya Perdana Menteri Irlandia, Enda
Kenny menuding Vatikan menghalangi penyelidikan kasus pelecehan seksual
yang diduga melibatkan sejumlah pastor. Akibat pernyataan Kenny tersebut
pada bulan Juli lalu Vatikan memanggil pulang duta besarnya di
Irlandia.
"Hal itu bukan termasuk bagian dari pertimbangan
(menutup kantor kedutaan di Vatikan)," kata Menteri Luar Negeri
Irlandia, Eamon Gilmore menjawab soal adanya keterkaitan itu. "Hubungan
diplomatik kami dengan Vatikan akan terus berlanjut karena mereka sangat
penting."
Namun, keputusan Irlandia ini disesalkan oleh pemimpin
Gereja Katholik di negara itu. "Saya harap keputusan hari ini dikaji
lagi sesegera mungkin dan persolaan ini bisa dibicarakan dalam pertemuan
antara Gereja dan Negara berikutnya," kata Pemimpin Gereja Katholik
Irlandia, Kardinal Sean Brady seperti dilansir BBC Indonesia,
Jumat (4/11).
Republik Irlandia adalah salah satu negara dengan
penganut Katholik terbesar di dunia. Negara itu merupakan salah satu
negara pertama yang membuka hubungan diplomatik dan menempatkan kantor
perwakilannya di Vatikan pada 1929. Namun krisis ekonomi memaksa mereka
melakukan penutupan kantor kedutaan besarnya di Vatikan.
Selain
menutup kantor perwakilan di Vatikan, negara itu juga menutup kantor
kedutaannya di Timor Leste dan Iran. Mereka mengatakan penutupan kantor
kedutaan di tiga negara itu mampu menghemat pengeluaran hingga US$ 1,7
juta.