TRIBUNNEWS.COM - Shopping alias berbelanja menjadi
kegiatan yang digemari kalangan wanita. Selain untuk berbelanja
kebutuhan sehari-hari, shopping meski hanya sekedar berkeliling di mal
menjadi pilihan banyak orang untuk mengembalikan mood-nya. Aktivitas
yang disebut juga dengan retail therapy ini bahkan kepuasannya
disejajarkan dengan seks.
Para peneliti dari Universitas Westminster di London, Inggris,
menemukan bahwa pada perempuan, aktivitas shopping mengaktifkan area
tertentu di otak yang juga akan aktif saat sedang berhubungan seks.
"Shopping menyebabkan kita berinteraksi dengan dunia dan
mengeksplorasi ketertarikan. Membeli barang yang kita sukai juga
menggambarkan kita menghargai diri sendiri," kata April Lane Benson,
penulis buku To Buy or Not to Buy: Why We Overshop and How to Stop.
Ia menjelaskan, kegiatan berbelanja seharusnya dilakukan secara
sadar. Tanyakan pada diri secara jujur apakah kita memiliki waktu,
energi, uang, dan pengalihan emosi.
"Shopping seharusnya tidak dipakai untuk mengisi kekosongan di hati.
Cara ini tak akan berhasil dan akan menjauhkan kita dari kesadaran apa
yang sesungguhnya dibutuhkan dan cara mendapatkannya," katanya.
Walau pun shopping bisa mendatangkan bahagia, tapi jika hanya
meninggalkan utang kartu kredit, kebahagiaan itu tak akan bertahan lama.
Apalagi, sebagian besar orang membeli barang-barang yang tidak
dibutuhkannya.
"Ingatlah bahwa kita tak akan pernah merasa cukup pada apa yang
sebenarnya tidak dibutuhkan," katanya.
|