REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Kegagalan ereksi mungkin menjadi pertanda
mengenai penyakit jantung pada sebagian pria. Demikian kajian atas
sejumlah penelitian mengenai hubungan antara disfungsi ereksi dan
gangguan jantung yang dilakukan oleh ilmuwan China.
Kajian itu juga menyimpulkan perubahan gaya hidup jantung-sehat atau
obat penurun kolesterol diduga memiliki dampak positif pada kesehatan
seks pria. Para ilmuwan telah lama mengetahui hubungan antara impotensi
atau disfungsi ereksi dan kesehatan jantung.
Meskipun sejauh ini tak ada bukti, teori umum menyatakan pembuluh
nadi yang memasok darah ke penis selama ereksi mungkin menyumbat lebih
cepat daripada pembuluh nadi di jantung yang lebih besar. Itu menjadi
peringatan dini mengenai kemungkinan penyakit arteri jantung dalam
kehidupan pria selanjutnya.
Sebuah klinik di Spanyol bernama Shirrans’ Elite Clinics yang
didirikan oleh sepasang suami istri Martin dan Marion Shirran
mengkombinasikan Gastric Band Surgery dengan terapi hipnotis untuk
memberikan ilusi dimana pasien akan merasa bahwa mereka telah melakukan
Gastric Band Surgery. Karena itu, setelah sesi terapi hipnotis tubuhnya
akan bereaksi seperti apabila mereka telah melakukan operasi sehingga
mereka akan makan dalam porsi kecil dan tidak akan mudah merasa lapar
seperti sebelumnya. Tentunya, dengan turunnya asupan makanan, si pasien
akan bisa menurunkan berat badan dan lingkar tubuh tanpa harus bersusah
payah berdiet.
Lucunya, ini semua dilakukan melalui teknik
hipnotis di klinik terapi yang nyaman tanpa melalui tajamnya pisau
operasi dan segala resiko yang melekat dengan prosedur bedah operasi.
Prosedur yang dinamakan Gastric Mind Band
... Read more »
Yoga yang lembut dapat membantu orang dengan diabetes tipe 2
mengurangi sedikit berat badannya dan mengontrol gula darah agar selalu
dalam tingkat normal. Demikian sebuah penelitian kecil menunjukkan.
Penelitian,
dengan responden 123 orang dewasa setengah baya dan manula, menemukan
bahwa mereka yang menambahkan kelas yoga untuk perawatan diabetes
standar mereka menunjukkan penurunan berat badan selama tiga bulan
latihan. Pada saat yang sama, kadar gula darah rata-rata mereka tetap
stabil - berbeda dengan kelompok kontrol ang tak melakukan yoga, dimana
gula darah mereka menunjukkan kecenderungan meningkat.
Temuan ini
dilaporkan dalam jurnal Diabetes Care. Namun penelitian ini tidak
menyarankan bahwa yoga bisa menggantikan bentuk-bentuk lain dari
olahraga untuk orang dengan diabetes tipe 2 - suatu penyakit yang
umumnya terkait dengan obesitas.