Tuan Presiden, saya tidak bermaksud untuk melukai perasaan seorang pun.
Apakah bila hari ini Nabi Ibrahim, Ishaq, Ya'qub, Ismail, Yusuf dan atau
Nabi Isa A.S. hadir di dunia ini dan dengan melihat perilaku yang
semacam ini apa kata mereka? Apakah dunia yang dijanjikan, dunia yang
diliputi oleh keadilan dengan kehadiran Nabi Isa A.S. akan memberikan
kita peran? Apakah mereka akan menerima kita?
Pertanyaan kunci saya di sini; Apakah jalan yang lebih baik dalam pergaulan dengan masyarakat dunia tidak ada lagi?
Hari ini di dunia ada ratusan juta orang Kristen, ratusan juta orang
Islam dan jutaan lagi orang pengikut Nabi Musa A.S. Semua agama ilahi
dalam satu kalimat bersatu dan itu adalah kalimat tauhid, yaitu
keyakinan akan Tuhan Yang Esa dan selain Dia tidak ada tuhan di dunia
ini.
Al-Quran al-Karim menegaskan akan kalimat yang satu ini dan ia memanggil
semua pengikut agama ilahi dengan kalimat ini. Allah berfirman:
"Katakanlah : "Hai Ahli Kitab, marilah kepada suatu kalimat (ketetapan)
yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita
sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun
dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai
tuhan selain dari pada Allah." (Ali Imran: 64)
Tuan Presiden.
Berdasarkan firman ilahi kita semua diajak untuk menyembah Allah Yang Esa dan mengikuti utusan-utusan ilahi.
" Penyembahan kepada Tuhan Yang Esa yang Maha kuasa dan berkuasa atas segala sesuatu",
"Allah Yang Maha Mengetahui hal-hal yang tersembunyi dan tampak, dahulu
dan akan datang dan Ia mengetahui apa yang terlintas di benak hamba-Nya
dan Ia mencatat amalan mereka",
"Tuhan Sang pemilik langit dan bumi dan semua alam di bawah kekuasaan-Nya",
"Pengaturan seluruh alam di tangan-Nya dan Ia memberikan janji untuk mengampuni dosa-dosa hamba-Nya",
Ia penolong mereka yang terzalimi dan musuh mereka yang menzalimi", Dia Maha Pengasih dan Penyayang",
"Ia penolong kaum mukminin dan Ia menuntun mereka dari kegelapan kepada
keterang-benderangan", "Ia mengawasi perbuatan hamba-hamba-Nya",
" Ia menyerukan hamba-Nya untuk beriman dan berbuat baik dan
menginginkan agar mereka berbuat berdasarkan kebenaran dan untuk tetap
istiqamah dalam kebenaran",
" Allah menyerukan agar hamba-hamba-Nya untuk menaati utusan-Nya dan Ia sebagai saksi dan pengawas perbuatan hamba-hamba-Nya",
"Puncak keburukan terkait dengan orang-orang yang menginginkan kehidupan
yang terbatas di dunia ini dan tidak mengikuti perintah-Nya dan
menzalimi hamba-hamba Allah",
"Puncak kebaikan dan surga yang kekal hanya akan diberikan kepada
hamba-hamba-Nya yang bertakwa di hadapan keagungan ilahi dan tidak
mengikuti hawa nafsunya".
Kami yakin bahwa kembali kepada ajaran-ajaran para Nabi adalah
satu-satunya jalur kebahagiaan dan kesuksesan. Saya mendengar bahwa Anda
adalah seorang penganut Kristen dan percaya akan janji ilahi akan
adanya pemerintahan orang-orang baik di muka bumi.
Kami juga percaya bahwa Nabi Isa A.S. adalah salah satu Nabi besar
ilahi. Dalam al-Quran Nabi Isa mendapat penghormatan yang luar biasa dan
ini adalah ucapan Nabi Isa A.S. yang dinukil oleh al-Quran:
"Sesungguhnya Allah adalah Tuhanku dan Tuhanmu, maka sembahlah Dia oleh
kamu sekalian. Ini adalah jalan yang lurus." (Maryam: 36)
Penghambaan dan ketaatan kepada Allah adalah seruan semua para Nabi.
Tuhan seluruh masyarakat di Eropa, Afrika, Amerika, dan negara-negara
kepulauan, seluruh dunia hanya satu Tuhan dan itu adalah Tuhan yang
memberikan hidayah dan menginginkan kemuliaan bagi semua hamba-hamba-Nya
dan memberikan kehormatan kepada umat manusia.
Dan dalam firman Allah: "Allah Yang Maha Mengetahui dan Tinggi mengutus
para Nabi disertai dengan tanda-tanda yang jelas dan mukjizat untuk
memberi petunjuk kepada manusia. Pengutusan itu agar mereka menunjukkan
tanda-tanda kebesaran ilahi kepada manusia. Dengan begitu manusia dapat
disucikan dari dosa. Allah mengirimkan kitab dan mizan agar manusia
dapat menegakkan keadilan dan dapat meninggalkan orang-orang yang
berbuat zalim".
Seluruh ayat-ayat dengan bentuk yang mirip ada di kitab suci. Para Nabi
dan utusan ilahi memberikan janji: Suatu hari nanti semua manusia akan
dibangkitkan di hadapan Allah untuk diperhitungkan amal perbuatannya.
Mereka yang berbuat baik akan diantarkan ke surga. Dan mereka yang
berbuat buruk akan menanggung perbuatannya dengan menerima siksa ilahi.
Saya berpikir bahwa kita berdua sama meyakini akan hari itu.
Tentunya perhitungan para penguasa tidak akan ringan. Hal itu karena
harus menjawab kepada masyarakat dan semua orang atas setiap perbuatan
kita yang ada hubungannya dan memiliki dampak dalam kehidupan mereka.
Para Nabi menginginkan perdamaian, ketenangan berdasarkan
prinsip-prinsip penyembahan kepada Allah, menjaga harkat dan martabat
manusia bagi seluruh manusia.
Bila kita semua meyakini tauhid dan penyembahan kepada Tuhan, keadilan,
menjaga harkat dan martabat serta kemuliaan manusia dan hari akhir,
apakah tidak bisa menyelesaikan problema dunia sekarang yang diakibatkan
oleh kejauhan dari ketaatan kepada Allah dan ajaran-ajaran para Nabi,
dengan prinsip itu dengan lebih baik dan indah?
Apakah keyakinan akan prinsip-prinsip ini tidak memperluas dan menjamin perdamaian, persaudaraan dan keadilan?
Apakah prinsip-prinsip itu bukan merupakan ajaran tertulis atau tidak tertulis mayoritas masyarakat dunia?
Apakah Anda tidak ingin mengiyakan seruan ini? Kembali secara hakiki
kepada ajaran-ajaran para Nabi, kepada tauhid dan keadilan, kepada
penjagaan terhadap harkat dan martabat manusia dan kepada ketaatan
terhadap Tuhan dan utusan-utusan-Nya
Tuan Presiden,
Data-data sejarah menunjukkan bahwa pemerintahan yang berada dalam jalur
kezaliman tidak pernah bertahan lama. Tuhan tidak menyerahkan nasib
manusia di tangan penguasa zalim. Tuhan tidak membiarkan dunia dan
manusia begitu saja. Bukankah sudah banyak kejadian yang bertolak
belakang dengan rencana-rencana para penguasa. Kejadian-kejadian sejarah
menunjukkan bahwa ada kekuatan misterius di atas segalanya di balik
semua ini yang mengatur semua hal.
Tuan Presiden,
Apakah tanda-tanda perubahan di dunia kini dapat diingkari? Apakah
keadaan dunia sekarang dengan sepuluh tahun yang lalu dapat
dibandingkan. Perubahan terjadi begitu cepat dan dengan dimensi yang
sangat luas.
Masyarakat dunia tidak rela dengan kondisi dunia kini. Mereka tidak
percaya dengan janji-janji sebagian penguasa paling berpengaruh pun di
dunia.
Sebagian besar masyarakat dunia merasa tidak aman. Mereka tidak setuju
dengan berkembangnya kondisi ini begitu juga dengan perang. Mereka juga
tidak setuju dengan kebijakan ganda.
Masyarakat dunia protes akan adanya jurang pemisah yang dalam antara
mereka yang kaya dan miskin dan antara negara yang sejahtera dan miskin.
Masyarakat semakin membenci kebejatan moral yang semakin meningkat.
Mayoritas masyarakat di negara-negara merasa tidak puas karena basis
budaya mereka terancam dan institusi keluarga yang berantakan serta
kasih sayang dan cinta kasih yang semakin luntur.
Masyarakat dunia mulai pesimis memandang PBB. Hal itu dikarenakan hak-hak mereka tidak dipertahankan.
Liberalisme dan Demokrasi Barat tidak mampu mendekatkan manusia kepada
idealisme mereka. Liberalisme dan Demokrasi adalah dua kata pecundang.
Para pemikir dan cendekiawan dunia dengan jelas mendengar suara
runtuhnya pemikiran dan sistem Liberal-Demokrasi.
Hari ini perhatian masyarakat dunia semakin meningkat kepada sebuah
fokus. Dan pusat itu adalah Tuhan Yang Esa. Dan tentunya masyarakat
dengan tauhid dan berpegangan dengan ajaran-ajaran para Nabi akan
dimenangkan atas masalah yang dihadapi. Pertanyaan penting dan serius
saya di sini:
Apakah Anda tidak ingin menyertai mereka?
Tuan Presiden,
Mau tidak mau, dunia sedang mengarah pada penyembahan Allah dan keadilan dan kehendak Allah akan mengalahkan segala-galanya.