Dalam beberapa waktu Saya sempat berpikir, bagaimana bisa kontradiksi
yang tidak dapat diingkari dalam kancah dunia internasional ini, di mana
masyarakat dan pada khususnya di kalangan politik dan mahasiswa, dapat
di benarkan. Banyak sekali pertanyaan-pertanyaan tentang hal ini yang
tak terjawab. Karena itu saya kemudian memutuskan agar sebagian dari
kontradiksi dan pertanyaan-pertanyaan itu bisa saya tanyakan. Mungkin
akan ada kesempatan untuk membenarkan masalah tersebut.
Apakah bisa; pengikut Nabi Isa A.S. sebagai salah satu Nabi besar ilahi
dapat berpegang teguh dengan hak-hak asasi manusia dengan menjadikan
Liberalisme sebagai model peradaban dengan memperluas persenjataan
nuklir dan pembunuhan massal untuk menunjukkan ketidaksetujuannya dan
menjadikan peperangan melawan terorisme sebagai slogannya?
Pada akhirnya, untuk membentuk masyarakat yang satu dan universal tetap
harus diusahakan. Sebuah masyarakat yang akan diperintah oleh Nabi Isa
A.S.dan orang-orang baik di muka bumi.
Namun pada saat yang sama; Negara-negara diserang. Jiwa, kehormatan,
keberadaan orang-orang dan nilai-nilai kemudian runtuh. Sebagai contoh,
hanya dikarenakan adanya sebuah kemungkinan keberadaan beberapa orang
pelaku kriminal di sebuah desa, kota atau bersama sebuah iring-iringan,
seluruh desa, kota dan iring-iringan harus dibabat habis.
Atau dengan kemungkinan keberadaan senjata pemusnah massal di sebuah
negeri lalu negeri tersebut dikuasai?Sekitar ratusan ribu masyarakat
negara itu harus tewas. Sumber-sumber air, pertanian dan industri rusak
dan sekitar 180.000 pasukan militer tinggal di sana.
Kehormatan yang dimiliki oleh rumah-rumah masyarakattelah dihancurkan
dan mungkin sekitar lebih dari 50 tahun sebuah negara menjadi
terkebelakang. Dengan anggaran belanja seperti apa? Dengan menghabiskan
miliaran dolar dari harta kekayaan sebuah negara dan sebagian negara
yang lain atau dengan mengirimkan puluhan ribu pemuda sebagai pasukan
penyerang. Meletakkan mereka di tempat pembunuhan serta menjauhkan
mereka dari keluarganya, mengotori tangan mereka dengan darah orang
lain, menekan jiwa mereka sehingga setiap hari sejumlah dari mereka
melakukan tindakan bunuh diri. Ketika mereka kembali ke negara mereka
masing-masing tersiksa dan tertekan di sertai dengan penyakit yang
beragam. Sebagian lainnya telah terbunuh dan jenazah mereka telah
diterima oleh keluarga mereka.
Hanya dengan alasan adanya senjata pemusnah massal, sebuah tragedi besar
telah tercipta baik untuk masyarakat yang negaranya dijajah atau
penjajah. Sementara pada akhirnya jelas bahwa senjata pemusnah massal
tidak pernah ada.
Namun tetap saja bahwa Saddam Husein adalah seorang diktator dan
pembunuh. Namun tujuan peperangan yang dilakukan bukan untuk
menumbangkannya tapi usaha untuk menemukan senjata pembunuh massal yang
sudah diumumkan sebelumnya. Saddam dalam rangkaian ini telah tumbang.
Masyarakat sekitarnya merasa senang dengan tumbangnya Saddam. Pada
peperangan yang dipaksakan kepada Iran, Saddam di bantu dan dibela oleh
Barat.
Tuan Presiden,
Mungkin Anda telah tahu bahwa saya hanya seorang dosen. Mahasiswa saya
sering mempertanyakan bagaimana aksi-aksi yang ada ini disesuaikan
dengan nilai-nilai yang telah disampaikan di awal surat saya dengan
agama Nabi Isa A.S. seorang Nabi perdamaian dan kasih sayang?
Mereka yang tertuduh dan dipenjara Guantanamo yang tidak bakal diadili
secara adil, tidak memiliki akses untuk mendapat pembelaan dari seorang
pengacara. Keluarga mereka tidak diperkenankan untuk melihat mereka dan
di luar dari negaranya sendiri diisolir sementara tidak ada pengawasan
internasional untuk mereka. Tidak jelas posisi mereka; apakah mereka
adalah dipenjara, tawanan perang, tertuduh ataukah orang-orang yang
telah dihukum?
Para pengawas Uni Eropa mengakui adanya penjara-penjara misterius di
Eropa. Saya tidak dapat menerima penculikan dan penahanan orang-orang di
penjara-penjara misterius itu tanpa adanya sebuah sistem peradilan yang
berlaku di dunia. Dan saya tidak pernah mengerti bagaimana aksi-aksi
yang telah dilakukan sesuai dengan nilai-nilai yang telah saya sebutkan
di atas. Dengan ajaran-ajaran Nabi Isa A.S. ataukah hak-hak asasi
manusia ataukah dengan nilai-nilai Liberalisme?
Para pemuda, mahasiswa dan masyarakat banyak mempertanyakan tentang
fenomena bernama Israel. Pasti sebagian dari pertanyaan-pertanyaan itu
telah Anda dengar. Dalam sejarah tercatat banyak negara yang telah
dijajah. Namun salah satu fenomena kontemporer masa kita adalah sebuah
pembentukan negara baru dengan masyarakat yang baru pula.
Para mahasiswa berkata, 60 tahun yang lalu tidak pernah ada negara
dengan nama ini. Dokumen-dokumen dan peta geografi dunia yang ama
ditunjukkan oleh mereka sambil berkata, kami telah berusaha sedemikian
rupa mencarinya namun kami tidak menemukan sebuah negara yang bernama
Israel.
Saya terpaksa menuntun mereka agar mempelajari lagi tentang perang dunia
pertama dan kedua. Sekali waktu seorang mahasiswa berkata, pada perang
dunia kedua puluhan juta manusia tewas. Berita-berita perang dengan
cepat disebarkan dari kedua belah pihak yang berperang. Masing-masing
memberitakan kemenangannya dan kekalahan lawan. Setelah perang dunia
kedua selesai mereka mengklaim bahwa ada enam juta orang Yahudi tewas.
Enam juta orang yang sekurang-kurangnya dari dua juta kepala keluarga.
Kita andaikan saja bahwa berita ini benar. Apakah kesimpulan logisnya
adalah pembentukan sebuah negara Israel di kawasan Timur Tengah dan atau
membela mereka habis-habisan? Bagaimana menganalisa dan
menginterpretasikan fenomena semacam ini?
Tuan Presiden,
Anda pasti telah mengetahui dengan anggaran belanja dan pesan-pesan yang
seperti apa sehingga Israel terbentuk; Dengan terbantainya ribuan jiwa.
Dengan mengungsikan jutaan jiwa penduduk asli kawasan. Dengan
penghancuran ratusan ribu hektar sawah, kebun zaitun dan penghancuran
kota-kota dan tanah-tanah subur.Tragedi ini tidak hanya terbatas pada
masa pembentukan saja. Sangat disayangkan selama 60 tahun hal ini
berjalan dan akan terus berlanjut.
Rezim yang dibentuk ini bahkan tidak memiliki rasa belas kasihan
terhadap anak-anak. Rumah-rumah dihancurkan, rencana teror tokoh-tokoh
Palestina dengan terlebih dahulu mengumumkannya serta memenjarakan
ribuan orang-orang Palestina. Fenomena ini pada abad-abad terakhir bila
tidak dikatakan sulit dicari tandingannya maka tentunya tidak ada
bandingannya.
Pertanyaan besar lainnya dari kebanyakan masyarakat adalah ini. Mengapa
rezim yang seperti ini masih harus dibela? Apakah pembelaan rezim yang
semacam ini merupakan salah satu ajaran Nabi Isa A.S. atau sesuai dengan
nilai-nilai Liberalisme?
Dan apakah memberikan hak untuk menentukan nasib sendiri di tanah
Palestina kepada pemilik aslinya baik yang tinggal di Palestina maupun
di luar dan baik mereka itu Islam, Yahudi dan atau Kristen, bertentangan
dengan demokrasi, hak-hak asasi manusia dan ajaran-ajaran para Nabi?
Bila tidak bertentangan mengapa usulan referendum tidak pernah disetujui?
Akhirnya dengan pilihan rakyat Palestina telah terbentuk pemerintahan di
tanah Palestina. Semua pengawas yang tidak memihak mengukuhkan bahwa
pemerintah terpilih dipilih oleh rakyat. Dengan tanpa disangka
pemerintah terpilih ditekan sedemikian rupa agar menerima negara bernama
Israel dan tidak lagi meneruskan perjuangan serta melanjutkan program
pemerintah sebelumnya.
Seandainya pemerintah terpilih saat ini sejak awal mengumumkan
kebijakannya seperti yang diinginkan, apakah masyarakat Palestina akan
memilih mereka? Apakah sikap yang semacam ini di hadapan pemerintah
Palestina sesuai dengan nilai-nilai di atas? Demikian pula masyarakat
bertanya-tanya, mengapa resolusi PBB yang telah diputuskan di dewan
keamanan PBB terhadap Israel selalu diveto?
Tuan Presiden,
Anda mengetahui bahwa saya hidup bersama rakyat dan punya hubungan
dengan mereka. Kebanyakan dari masyarakat Timur Tengah, yang dengan
berbagai bentuk, melakukan hubungan dengan saya. Mereka melihat
kebijakan ganda yang ada ini tidak sesuai dengan logika apapun.
Bukti-bukti menunjukkan bagaimana kebanyakan masyarakat di kawasan dari
hari ke hari semakin marah dengan kebijakan yang dilakukan.
Saya tidak bermaksud untuk menyampaikan banyak pertanyaan, namun saya
ingin menunjukkan beberapa poin yang lain. Mengapa setiap kemajuan
keilmuan dan teknologi di kawasan Timur Tengah dianggap dan di
promosikan sebagai ancaman terhadap rezim Israel? Apakah usaha ilmiah
dan penelitian bukan merupakan hak-hak dasar masyarakat?
Kemungkinan Anda memiliki pengetahuan tentang sejarah. Selain abad
pertengahan pada bagian mana dari sejarah dan di mana, kemajuan ilmu dan
teknologi dianggap sebagai sebuah kejahatan? Apakah dengan mengandaikan
kemungkinan dipakainya ilmu dan teknologi untuk maksud-maksud militer
dapat menjadi alasan untuk menentang ilmu dan teknologi? Bila kesimpulan
yang demikian adalah benar, maka seluruh ilmu harus ditentang bahkan
fisika, kimia, matematika, kedokteran, arsitektur dan lain-lain.
Dalam masalah Irak telah terjadi kebohongan. Hasilnya apa? Saya tidak
ragu bahwa semua manusia meyakini bahwa kebohongan adalah hal yang tidak
terpuji. Anda sendiri tidak akan senang bila orang lain berdusta
terhadap Anda.