Main » 2011»September»11 » Penunggu Bis Berdarah(buku yang gk boleh baca halaman terakhir)
5:16 AM
Penunggu Bis Berdarah(buku yang gk boleh baca halaman terakhir)
Adi sedang dalam perjalanan ke Jakarta dengan bis malam. Seorang kakek tua naik & menawarkan buku-buku pada penumpang.
"Bukunya, Nak? Ada macam-macam, nih. Buku silat, cinta-cintaan, agama, dan lain-lainl”, ujar si
kakek. Adi yang sedang tidak bisa tidur pun tertarik. "Ada buku horor
gak, Kek?”
"Oh suka cerita horor ya? Kebetulan sisa satu, pas lagi ceritanya.
Tentang bis yang ditinggali banyak arwah penasaran. Judulnya ‘PENUNGGU
BIS BERDARAH’. Serem banget pokoknya.”
"Ya namanya juga buku best seller. Semua yang baca buku ini kabarnya
syok, loh.. waktu baca endingnya”, si kakek promosi ala salesman.
Adi pun mengalah. Entah kenapa, pada saat ia serahkan uang tersebut ke
kakek, tiba-tiba petir menggelegar. Angin mulai bertiup kencang.
Si kakek turun dari bis, namun tiba-tiba berhenti dan menolehkan wajahnya pelan-pelan ke Adi.
"Nak”, ujarnya lirih, "Apapun yang terjadi, harap jangan buka halaman
terakhir. Ingat, apapun yang terjadi! Kalau tidak nanti kamu akan menyesal dan saya tidak mau bertanggung jawab.”
Jantung Adi berdegup kencang. Saking takutnya, ia sampai tidak mampu
menganggukkan kepala hingga si kakek turun dari bis dan menghilang
ditelan kegelapan.
Pada saat tengah malam, Adi selesai membaca seluruh buku tersebut.
Kecuali halaman terakhir. Dan memang benar seperti yang dikatakan si
kakek, buku itu benar-benar menegangkan dan menyeramkan.
Bis melaju kencang, hujan turun deras. Kilat menyambar bergantian,
terdengar suara guruh menggelegar. Adi melihat sekeliling dan ternyata
smua penumpang sudah terlelap. Bulu kuduknya merinding.
"Baca halaman terakhirnya gak, ya?”, pikir Adi bimbang. Antara penasaran dan rasa takut berbaur jadi satu. Di luar malam tampak makin gelap.
"Ah sudahlah, sekalian aja. Nanggung!”
Dengan tangan gemetar ia pun membuka halaman terakhir buku tersebut secara perlahan.
Dan akhirnya tampak lembaran kosong dengan sepotong tulisan di bagian
pojok kanan atas. Sambil menelan ludah, Adi membaca huruf demi huruf yg
tercantum:
PENUNGGU BIS BERDARAH.
Terbitan CV. Pustaka Buku.
Harga Pas: Rp 12.500,-