Saya belum menikah, apalagi punya anak. Tetapi berdasarkan pengalaman
dan beberapa referensi yang saya baca, ternyata melakukan perjalanan itu
punya manfaat buat anak-anak, terutama ketika mereka masih berkembang.
Apa sajakah manfaat itu? Mari kita tilik satu per satu.
Belajar geografi
Percaya atau tidak, geografi sangat penting
diajarkan untuk anak-anak, selain membaca, berhitung dan menulis.
Geografi adalah ilmu kehidupan. Ia mengajarkan pemahaman lintas budaya
dan negara dan ilmu fenomena bumi seperti cuaca, iklim, geofisika,
bencana alam. Tidak hanya soal itu, barangkali geografi adalah salah
satu bidang ilmu yang mempelajari korelasi sebab akibat antara beberapa
disiplin ilmu dan mengajak pembelajarnya untuk berinteraksi dengan
dunianya.
Belajar berbahasa dan berkomunikasi
Anak-anak
akan lebih berani untuk berkomunikasi dengan orang baru, mengetahui
perbedaan-perbedaan cara berkomunikasi. Mereka akan tahu bahwa tidak
hanya satu bahasa yang ada di dunia, tapi beragam.
Menjauhi
konsumsi materialistis
Perjalanan adalah konsumsi pengalaman.
Anak-anak yang sering dibawa bepergian akan paham tentang pentingnya
pengalaman, menikmatinya, dan akan terus kembali mencari pengalaman
sebagai pemuas kebutuhan jasmani dan rohaninya di masa datang.
Bandingkan dengan membelikannya mainan yang cepat dilupakannya.
Menyerap
nilai-nilai kehidupan
Tidak hanya retorika, orang tua bisa
menunjukkan secara langsung bagaimana manusia menjalani hidup, dan apa
yang terjadi secara nyata di masyarakat yang dikunjunginya. Sambil
menghabiskan waktu berkualitas (quality time) dengan anak-anak, orang
tua bisa berdiskusi ringan tentang makna interaksi atau fenomena
tertentu.
Belajar bertanggungjawab
Jika diajak untuk ikut
merencanakan dan mempersiapkan perjalanan, anak-anak belajar
bertanggungjawab terhadap pilihannya sendiri. Misalnya, orang tua dapat
mengajarkan cara berkemas yang baik, dan apa yang harus dibawa dan
tidak. Selain itu, semua kebutuhan anaknya sejak dini diserahkan pada
anak itu, sehingga ia belajar bertanggungjawab pada dirinya sendiri.
Menghargai
perbedaan
Kaitannya dengan geografi, bahasa, budaya dan
nilai-nilai yang berlaku di masyarakat yang dikunjunginya. Semakin
berbeda dengan kondisi asalnya, maka anak dapat melihat bahwa di dunia
ini tidak hanya ada satu cara pandang, dan kita tidak hidup dalam
tempurung. Ini memberi modal pada anak sampai dewasa nanti untuk selalu
menghargai perbedaan.