Istana Kepresidenan di kawasan Puncak, Cipanas, Kabupaten Cianjur,
Jawa Barat, yang menjadi lokasi pernikahan Edhie Baskoro Yudhoyono dan
Siti Rubi Aliya Rajasa memiliki kenangan panjang bagi presiden Republik
Indonesia. Istana Cipanas tempat mereka menikah berada sekitar 103
kilometer dari Jakarta, dan sekitar 20 kilometer dari Cianjur. Lokasi
Istana Cipanas terletak di Desa Cipanas, Kecamatan Pacet, Kabupaten
Cianjur pada ketinggian 1.100 meter dari permukaan laut. Luas lahan
istana sekitar 25 hektar dengan luas bangunan sekitar 7.760 meter
persegi. Istana Cipanas dibangun pada masa Gubernur Jenderal Van
Imhoff pada tahun 1740. Pendirian bangunan di wilayah itu karena sang
gubernur mendengar adanya laporan warga tentang sumber air panas di
sekitar lokasi. "Awalnya dua titik sumber air panas, lalu ketika
petugas istana sedang mengebor sumber air ternyata yang keluar air panas
lagi," kata salah satu staf Istana Cipanas ketika ditemui
Tribunnews.com di Cianjur, Kamis (24/11/2011). Setelah Indonesia
merdeka, istana ini biasa digunakan presiden maupun wakil presiden.
Selanjutnya, di atas sumber-sumber mata air itu dibangunlah pavilium
agar presiden dan keluarganya dapat merasakan khasiat air panas yang
mengandung zat belerang dan besi. Zat yang berada dalam air tersebut
sangat berguna untuk penyembuhan berbagai penyakit terutama terkait
kulit. Lalu siapakah presiden atau wakil yang sering mendatangi lokasi
sumber air panas itu ? "Setiap presiden pernah ke situ. Tapi
seingat saya yang paling sering wakil presiden Try Sutrisno. Kan walau
wapres tapi boleh menggunakan istana," kata staf tersebut. Wakil
presiden era Soeharto itu datang tidak hanya akhir pekan. Namun pada
saat hari kerja, Try membawa anggota keluarganya ke sumber mata air di
Istana Cipanas. Istana Cipanas mengalami renovasi besar sebanyak
tiga kali saat masa pemerintahan Belanda. Semenjak diambil alih oleh
Pemerintah Indonesia, bangunan gedung tidak mengalami perubahan besar.
"Fondasinya sangat kokoh, jadi hanya perbaikan kecil saja," kata dia. Namun,
ia tidak memungkiri bila ada beberapa bagian yang sempat mengalami
kebocoran di beberapa ruangan. Tetapi, pihak istana segera
memperbaikinya, apalagi menjelang pernikahan putra Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono. Mengenai kenang-kenangan dari para presiden RI,
ia mengatakan Presiden pertama RI Soekarno sangat loyal dalam
memberikan koleksi lukisannya ke Istana Cipanas. Ia tidak mengetahui
secara detail, tetapi diperkirakan koleksi lukisan milik Soekarno di
Istana tersebut mencapai 300 gambar. "Semua lukisan Pak Karno dipajang
di ruangan Istana Cipanas, tidak ada yang berubah dan digundangkan. Kita
tetap rawat koleksi Bung Karno," ujarnya. Berbeda dengan
Soekarno, Presiden Soeharto memberikan berbagai mebel asal Jepara ke
Istana Cipanas. Kursi dan almari yang memiliki ukiran khas Jepara itu
diberikan pihak Istana selama masa pemerintahan Soeharto. Pada
masa pemerintahan Presiden Soeharto, dua bangunan baru didirikan dengan
nama Pavilium Nakula dan Pavilium Sadewa. Bangunan itu melengkapi
bangunan utama lainnya Yudhistira, Arjuna dan Bima. Presiden BJ
Habibie serta Presiden Abdurrahman Wahid tercatat yang jarang
mengunjungi Istana Cipanas. Mereka, menurut ingatannya, tidak memberikan
barang atau souvenir. "Mungkin karena sebentar saja masa
pemerintahannya," katanya. Di masa BJ Habibie dan Abdurrahman
Wahid itu pula Istana Cipanas sepi dari aktivitas. Kegiatan istana
kembali berdenyut saat era Megawati dan SBY. Megawati sering
mempergunakan Istana Cipanas untuk rapat kabinet serta pertemuan
keluarga. Megawati juga senang berkebun sehingga memberikan bibit
tanaman kepada Istana Bogor. "Ibu Mega senang memberikan
tumbuhan-tumbuhan yang sudah jarang seperti Pohon Cempedak dan
Saninten," imbuhnya. Sedangkan Susilo Bambang Yudhoyono juga
memiliki hobi yang sama dengan Megawati yakni menanam pohon. "Kalau Pak
SBY memberikan pohon Trembesi yang ditanam di istana dan halaman
parkir," ujarnya. Mengenai persiapan pernikahan Ibas-Aliya, staf
tersebut mengatakan tidak ada yang khusus. Ia mengatakan Istana Cipanas
memiliki jadwal perawatan secara rutin sehingga tidak perlu melakukan
persiapan secara besar-besaran. "Tetapi kita sesuaikan, biasanya
pengecetan pagar dan lain-lain dilakukan bulan Juli untuk menyambut hari
raya kemerdekaan di bulan Agustus. Tapi karena ada nikahan ini,
pengecetan dilakukan mepet-mepet bulan Agustus, biar masih cerah
kelihatannya saat nikah," ujarnya sambil menambahkan pernikahan
Ibas-Aliya merupakan pernikahan pertama yang digelar di Istana Cipanas.
|